Timnas Indonesia Mulai Akrab Gagal di Fase Grup Piala AFF
Jakarta, Indonesia —
Pernah dianggap sebagai tim favorit dan masuk jajaran big four ASEAN, kini Timnas Indonesia sering dianggap sebagai kuda hitam saja. Bahkan Garuda Merah Putih pun mulai sering gagal lolos babak grup Piala AFF.
Pada akhir abad ke-20 empat besar ASEAN adalah Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Vietnam, tetapi di awal milenium posisi Vietnam digeser Singapura. Dengan kekuatan naturalisasi Negeri Singa ini dua kali juara AFF.
Begitu masuk ke dekade kedua abad ke-20, giliran Indonesia yang tersingkir. Selain kehadiran Filipina yang mengaktifkan keberadaan pemain-pemain keturunan, ada pula faktor internal yang membuat Indonesia turun level.
Dualisme federasi dan arah pembangunan sepak bola yang tak jelas serta sederet penyakit-penyakit lain yang dapat ditemui di pentas liga menjadi penyebab. Timnas Indonesia sampai tiga kali tak lolos babak grup Piala AFF: 2012, 2014, dan 2018.
Performa Timnas Indonesia tak banyak berubah. Ranking FIFA dan penampilan di Kualifikasi Piala Dunia 2022 jadi gambaran. Karenanya pula Garuda Merah Putih tak difavoritkan di Piala AFF 2021 (Piala AFF 2020).
Indonesia pertama kali tak lolos babak grup pada edisi 2007. Ketika itu Timnas Indonesia berada di Grup B bersama Singapura, Vietnam, dan Laos. Indonesia memang tak pernah kalah, tetapi hanya menang sekali.
Indonesia mengumpulkan 5 poin dari tiga pertandingan. Ini sama dengan poin Singapura dan Vietnam, tetapi kedua negara ini punya agresivitas gol lebih baik. Singapura jadi juara grup dan Vietnam runner up.
Selanjutnya pada 2012 gagal karena skuad tak maksimal. Pelatih Timnas Indonesia saat itu, Nil Maizar dibuat pusing karena hanya Bambang Pamungkas yang memenuhi panggilan dari Liga Super Indonesia.
Meski diperkuat empat pemain keturunan Belanda-Indonesia, Timnas Indonesia gagal lolos grup. Sempat ditahan 2-2 Laos, lantas menang 1-0 atas Singapura, tetapi kemudian kalah 0-2 dari Malaysia.
|
Pada 2014 kondisi Timnas Indonesia belum baik-baik saja. Walau sudah tidak ada dualisme kompetisi dan federasi, politik saling menjatuhkan masih bertarung sengit di balik tembok dan meja diskusi.
Dampaknya Timnas Indonesia tampil labil. Salah satunya dibantai 0-4 oleh Filipina, tim yang pernah dihujani 13 gol di Piala AFF 2002. Timnas Indonesia akhirnya menanggung malu dan hanya menempati peringkat ketiga.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Suram AFF 2018, Waspada Ancaman Vietnam dan Malaysia