Transmisi Lokal Omicron, Epidemiolog Sebut Tak Efektif Micro Lockdown



Jakarta, Indonesia —

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menyebut kebijakan micro lockdown tak bakal efektif ketika sudah ditemukan kasus penularan lokal atau transmisi lokal Covid-19 varianĀ Omicron.

Dicky menjelaskan, penularan Covid-19 varian Omicron kemungkinan sudah menyebar bukan lagi imported case dari luar negeri. Sehingga mengunci lima provinsi dengan lockdown dinilai kurang efektif untuk mencegah penularan Covid-19.

“Dalam kaitan ini itulah sebabnya PPKM Mikro atau micro lockdown itu agak sulit [mencegah penularan] ketika dia kasusnya sudah pergi ke mana-mana. Artinya akan jadi banyak orang yang masuk dalam kasus kontak erat probable omicron,” kata Dicky saat dihubungi Indonesia.com, Selasa (28/12).

Dia juga menilai setelah ditemukan transmisi lokal Covid-19 varian Omicron di Indonesia, maka kasus dipastikan sudah banyak menyebar ke berbagai daerah. Kondisi itu diperparah dengan mobilitas masyarakat yang terus meningkat, sementara upaya pencarian kasus Omicron terbatas di kota-kota besar.

“Sebetulnya sulit menghindari kemungkinan penularan di komunitas, artinya memang besar kemungkinan terjadi. Saran saya tetap pada pelacakan kontak erat yang masif, melakukan isolasi-karantina ketat pada orang-orang kontak erat,” ucap Dicky.

Selain itu, Dicky juga menyampaikan bahwa temuan penularan komunitas Covid-19 varian Omicron merupakan kondisi terburuk dalam situasi pandemi.

Sebabnya ketika ditemukan penularan komunitas maka kemungkinan besar kasus Covid-19 varian Omicron sudah menyebar lebih banyak di daerah tersebut. Sehingga diperlukan pelacakan kontak erat sesuai ketentuan, minimal pelacakan 1 kasus kepada 10 orang kontak.

“Kita juga gak tahu transmisi lokal itu [tertular] dari mana, dari siapa, sehingga saya nilai ini kondisi terburuk karena kita gak tahu dari mana penularannya itu,” ucap dia.

Kementerian Kesehatan menemukan satu pasien Covid-19 varian Omicron transmisi lokal tanpa gejala. Pasien transmisi lokal itu merupakan laki-laki 37 tahun yang sering bepergian Medan-Jakarta.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan pasien tersebut kini menjalani karantina di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso untuk diteliti lebih lanjut mengenai gejala klinis.

Sementara itu, pemerintah sebelumnya menerapkan kebijakan anyar micro lockdown selama periode Nataru di lima provinsi.

Lima daerah yang bakal menerapkan kebijakan anyar ini adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, dan Lombok. Pemerintah menilai lima daerah ini perlu menerapkan micro lockdown sebab kerap menjadi tujuan wisata selama momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022.

“Lima daerah ini prioritas kita turunkan tim. Apakah PPKM mikro ini jalan, kalau jalan bila ada kebijakan lockdown bisa cepat dilakukan,” kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (27/12).

Tito juga menjelaskan sejatinya kebijakan micro lockdown mirip dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro. Penerapan kebijakan tersebut diserahkan pada Satgas Penanganan Covid-19 di masing-masing daerah.

(mln/ain)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *