Vaksin Ulang hingga Serbu Pasar Natal sebelum Lockdown
Jakarta, Indonesia —
Seorang warga negara Indonesia (WNI) menceritakan berbagai pengalamannya di Austria selama pandemi, mulai dari mengikuti vaksinasi Covid-19 berulang kali karena Sinovac tak diakui, hingga menyerbu pasar Natal sebelum lockdown diterapkan.
WNI bernama Zefanya Samosir itu bercerita bahwa ia harus selalu menyesuaikan diri dengan aturan pemerintah Austria yang selalu berubah di tengah pandemi Covid-19.
Zefanya mengaku sudah terbiasa terus menyesuaikan diri karena ia memang memulai studinya di Universitas Wina di kala pandemi Covid-19 sudah melanda tahun lalu.
Di masa awal studinya, Zefanya sama sekali belum divaksin. Ketika libur panjang di tengah tahun, Zefanya kembali ke Indonesia dan menyempatkan diri untuk mengikuti vaksinasi.
Agar sempat mendapatkan dua dosis di jeda waktu tersebut, Zefanya memilih vaksinasi menggunakan Sinovac. Namun ternyata, pemerintah Austria tak mengakui Sinovac.
“Gue akhirnya vaksin berkali-kali. Sinovac di Indonesia, Johnson di sini awal Oktober, terus Pfizer lagi setelah itu,” ujar Zefanya kepada Indonesia.com, Rabu (24/11).
Setibanya di Austria, Zefanya memang langsung memilih vaksin Johnson & Johnson agar bisa lebih cepat mengaktifkan aplikasi Green Pass.
Layaknya Pedulilindungi di Indonesia, setiap orang di Austria membutuhkan Green Pass agar dapat mengakses berbagai fasilitas.
“Gue pilih Johnson & Johnson karena hanya merek itu yang bisa hanya suntik sekali, Green Pass-nya langsung aktif. Kalau vaksin lain, harus dua dosis dulu untuk mengaktifkan Green Pass,” tutur Zefanya.
Namun, sekitar sebulan setelah disuntik dosis pertama Johnson & Johnson, Zefanya menerima surat dari pemerintah Austria yang menyatakan bahwa ia harus booster vaksin.
“Dikirim surat, katanya kalau yang Green Pass-nya aktif pakai satu dosis vaksin, harus booster lagi pakai vaksin yang pakai teknologi mRNA, entah Moderna atau Pfizer. Akhirnya, gue suntik lagi Pfizer. Jadi, gue ya disuntik aja terus,” katanya sembari tertawa.
Meski demikian, Zefanya tak keberatan karena bukti vaksin memang diperlukan untuk mengakses berbagai fasilitas di Austria.
Setelah vaksin, Zefanya dapat dengan tenang melanjutkan studinya di Universitas Wina. Saat pertama kali kembali ke Wina pada Oktober, kasus Covid-19 di Austria sudah sempat turun sehingga Zefanya bisa belajar tatap muka di kampus.
“Awal Oktober itu masih harus pakai masker di dalam kelas. Sejak 25 Oktober itu bahkan sudah bisa lepas masker di dalam kelas. Nah, tapi November tiba-tiba naik lagi kasus Covid, baru deh tuh yang diumumkan lockdown,” ucap Zefanya.
Lagi-lagi, Zefanya harus menyesuaikan diri dengan aturan lockdown.
Cerita Zefanya, termasuk menyerbu pasar Natal sebelum lockdown, bisa dibaca di halaman selanjutnya >>>
Wara-Wiri WNI Terus Menyesuaikan Diri di Tengah Lockdown