Vaksin untuk Anak 2-5 Tahun Belum Berhasil, Pfizer Coba Dosis Ketiga



Jakarta, Indonesia —

Perusahaan pembuat vaksin Covid-19 Pfizer mengatakan uji coba vaksinnya pada anak-anak usia 2-5 tahun menunjukkan belum berhasil.

Pada Jumat (17/12), Pfizer menyatakan bahwa vaksin tersebut tidak memberikan imunitas seperti yang diharapkan. Berdasarkan data yang terkumpul dari proses, perusahaan lantas memutuskan untuk menambahkan dosis ketiga sebagai tambahan untuk semua anak, mulai dari usia 6 bulan hingga 5 tahun.

Meski dua dosis vaksin Pfizer/BioNtech ukuran anak ini disebut tidak memberikan imunitas sesuai harapan pada anak usia 2 hingga 5 tahun, tapi Pfizer menyebut bahwa itu memberikan hasil cukup baik untuk bayi hingga usia 2 tahun.

Atas dasar hal itulah perusahaan kemudian mengatakan akan mencoba untuk menambahkan dosis ketiga.

“Studi ini sekarang akan mencakup evaluasi dosis ketiga dari 3 mikrogram setidaknya dua bulan setelah dosis kedua dari seri dua dosis untuk memberikan perlindungan tingkat tinggi pada kelompok usia muda ini,” katanya.

Pfizer telah mengurangi dosis vaksin untuk anak-anak. Untuk kelompok usia 12 tahun ke atas, dosis vaksin adalah 30 mikrogram. Kemudian, Pfizer dan BioNTech menurunkannya menjadi 10 mikrogram untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun, dan bahkan menurunkannya menjadi 3 mikrogram dosis, untuk anak-anak yang lebih muda lagi.

Pengujian tahap awal telah menunjukkan bahwa dosis kecil ini akan menghasilkan respons imun yang kuat pada anak-anak dan meminimalkan risiko efek samping.

Namun, menurut data sementara yang dilihat oleh Badan Pengawas Data dan Keamanan independen (tanpa memberikan rincian kepada perusahaan atau peneliti), sejauh ini vaksin dosis kecil tampak tidak menghasilkan respons imun yang diharapkan pada anak berusia 2 hingga 5 tahun.

“Tidak ada masalah keamanan yang diidentifikasi dan dosis 3 mikrogram menunjukkan profil keamanan yang menguntungkan pada anak-anak berusia 6 bulan hingga di bawah 5 tahun,” kata Pfizer dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip .

“Keputusan untuk mengevaluasi dosis ketiga 3 mikrogram untuk anak-anak berusia 6 bulan hingga di bawah 5 tahun mencerminkan komitmen perusahaan untuk secara hati-hati memilih dosis yang tepat untuk memaksimalkan profil risiko-manfaat,” tambahnya.

Pengujian ini dilakukan Pfizer agar proses vaksinasi dengan vaksin Pfizer untuk anak-anak bisa segera mendapat izin.

“Jika pengujian tiga dosis berhasil, Pfizer dan BioNTech berharap dapat mengirimkan data ke regulator untuk mendukung Izin Penggunaan Darurat (EUA) untuk anak-anak berusia 6 bulan hingga di bawah 5 tahun pada paruh pertama tahun 2022,” katanya.

Pfizer juga disebut akan menguji dosis ketiga pada anak dan remaja, yang belum mendapatkan izin untuk mendapatkan suntikan booster vaksin. Nantinya, anak-anak usia 5-11 tahun dan 12-15 tahun akan mendapatkan uji coba suntikan ketiga dalam dosis penuh.

Ahli penyakit menular AS, Anthony Fauci mengatakan bahwa perubahan tersebut mungkin akan berdampak pada penundaan izin vaksin untuk anak-anak usia dini.

“Saya pikir karena kebutuhan, Erica, [pengujian] ini akan dapat memberikan estimasi kapan kami mendapatkan izin penggunaan darurat untuk anak-anak semuda itu, dan sepertinya tidak akan ada sampai kuartal kedua tahun 2022, meskipun kami berharap itu akan terjadi di kuartal pertama,” kata Fauci kepada Erica Hill dari .

“Tapi setidaknya dari apa yang dikatakan Pfizer, pada saat mereka mendapatkan semua data yang diperlukan dan melalui semua prosedur untuk mendapatkan izin penggunaan darurat, sayangnya, itu tidak akan terpenuhi hingga kuartal kedua,” tambahnya.

Lebih lanjut, Fauci mengatakan bahwa dosis yang tepat lebih penting, sehingga meski banyak yang tak suka dengan penundaan, hal tersebut harus tetap dilakukan.

(lnn/agn)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *