Varian Botswana, Singapura Larang Masuk Pendatang dari 7 Negara Afrika



Jakarta, Indonesia —

Singapura melarang pendatang dari tujuh negara di Afrika masuk menyusul kemunculan varian Covid-19 baru B.1.1.529 atau varian Botswana yang berpotensi lebih menular.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan aturan itu akan diterapkan mulai besok, Sabtu (27/11), pukul 23.59 waktu setempat.

Aturan tersebut berlaku bagi pendatang asing yang memiliki riwayat perjalanan ke Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namina, Afrika Selatan dan Zimbabwe.

Mereka yang berasal atau memiliki riwayat perjalanan dari tujuh negara itu tak akan diizinkan masuk bahkan transit melalui Singapura, kata Moh.

MOH memaparkan aturan pembatasan baru itu akan berlangsung selama satu bulan. Pihak berwenang juga akan terus memantau dan memperpanjang kebijakan itu jika perlu.

Singapura juga akan memasukkan Afrika Selatan ke dalam Kategori IV seperti enam negara Afrika lainnya.

Namun, untuk saat ini status negara itu masih berada di Kategori II. Artinya, wisatawan yang berasal dari Afrika Selatan harus mematuhi karantina tujuh hari di tempat yang mereka tentukan sendiri.

Aturan tersebut, juga berlaku bagi mereka yang sebelumnya telah memperoleh persetujuan untuk masuk ke Singapura selama 14 hari terakhir.

Warga lokal dan penduduk permanen yang kembali ke Singapura dari ketujuh negara Afrika itu juga akan menerima pemberitahuan karantina selama sepuluh hari di fasilitas khusus.

MOH mengatakan varian Botswana mungkin menyebar di antara tujuh negara Afrika tersebut.

Sejauh ini, kata MOH, Singapura belum mendeteksi kasus Covid-19 varian Botswana.

Para ilmuwan di dunia, lanjutnya, masih menyelidiki B.1.1.529.

“Varian itu disebut lebih menular, sekarang belum ada bukti yang cukup untuk menjelaskan jika varian ini berkaitan dengan perubahan tingkat keparahan penyakit, respons antibodi atau efektivitas vaksin,” terang MOH seperti dikutip Straits Times.

Aspek-aspek itu, katanya, masih dalam proses penyelidikan.

“Kementerian Kesehatan akan mengevaluasi data yang adan dan meninjau penyesuaian aturan pembatasan kami,” ujar MOH.

Varian B.1.1.529 disebut menjadi pemicu lonjakan kasus Covid-19 di Afrika Selatan.

Kasus harian Covid-19 bahkan melonjak sepuluh kali lipat pada awal November ini.

Selain Singapura, Inggris dan Israel telah lebih dulu menerapkan aturan pembatasan dengan menghentikan penerbangan ke Afrika Selatan.

Inggris khawatir varian itu bisa menurunkan efektivitas vaksin.

Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris, B.1.1.529 memiliki lonjakan protein yang berbeda dengan virus corona asli SAR-CoV-2.

Salah satu wilayah di Asia, Hong Kong, juga mendeteksi dua kasus varian B.111.529 pada Kamis (25/11).

(isa/rds)

[Gambas:Video ]







Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *