Viral Pria Vasektomi Diselingkuhi Istri, Benarkah Pengaruhi Seksual?
Jakarta, Indonesia —
Kisah Hidayatulloh alias Ata (31), pria asal DKI Jakarta yang menjalani vasektomi di usia 26 tahun, tengah viral di media sosial. Ia memutuskan menjalani prosedur tersebut sebagai bentuk cinta dan pengorbanan kepada istrinya yang telah tiga kali melahirkan. Namun tak disangka, rumah tangganya justru kandas.
“Memutuskan vasektomi awalnya atas dasar kasih sayang saya terhadap mantan istri, karena saya menyaksikan langsung istri saya melahirkan. Saya rasa juga harus berkorban demi dia,” ujar Ata
“Saya vasektomi di umur 26 tahun, karena saya waktu itu berpikir akan sampai mati sama istri. Setelah dia ninggalin sekarang, sakitnya luar biasa,” lanjutnya melansir Detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, Ata memilih fokus membesarkan ketiga anaknya, tanpa keinginan untuk menikah lagi. Meski kisah cintanya tak berakhir bahagia, keputusan menjalani vasektomi tetap ia jalani dengan ikhlas.
Apa itu vasektomi?
Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen pada pria yang dilakukan dengan memutus atau menutup saluran vas deferens, yaitu saluran yang mengangkut sperma dari testis ke penis. Dengan begitu, saat pria mengalami ejakulasi, cairan yang keluar tetap ada, tapi tidak mengandung sperma.
“Vasektomi itu kontrasepsi steril pada pria. Prosesnya dengan mematikan saluran sperma menuju penis, jadi ejakulasi tetap terjadi tapi tanpa sperma,” jelas Dokter Spesialis Urologi Eggi Respati dari Eka Hospital Depok, dalam keterangannya, Jumat (25/4).
Menurut Eggi, vasektomi merupakan prosedur yang sederhana dan cepat. Prosedur operasinya pun terbilang simpel, dan tidak terlalu berat. Kurang lebih hanya 30 sampai 60 menit.
Dia juga menjelaskan, tak ada masalah dengan gairah seksual pria setelah menjalani prosedur ini. Memang, selama ini banyak orang yang khawatir kehidupan seksual mereka akan terganggu, tapi hal ini tidak akan terjadi sama sekali.
“Vasektomi itu nggak berdampak pada gairah karena itu urusan hormon. Libido itu dipengaruhi oleh pembuluh darah dan hormon, bukan sperma,” tegas Eggi.
Kata dia, setelah pria melakukan vasektomi, semua fungsi tubuh tetap aman. Hanya saja, ejakulasi yang terjadi itu kosong, tanpa sperma.
“Tapi sensasinya tetap sama,” tambahnya.
Selain itu, vasektomi tidak menyebabkan masalah pada organ reproduksi lain seperti prostat. Prostat bisa membesar karena hormon testosteron, jadi tidak ada kaitannya dengan sperma. Dan bisa dipastikan bahwa vasektomi merupakan. Prosedur yang aman.
Bisa kembali seperti semula?
Meski vasektomi dikenal sebagai kontrasepsi permanen, secara teknis prosedurnya masih bisa dibalik. Namun, prosesnya jauh lebih rumit.
“Bisa disambung lagi sih, tapi prosedurnya sulit. Karena ini operatif, biasanya udah keputusan untuk stop punya anak,” ungkap Eggi.
Setelah vasektomi, sperma yang tetap diproduksi oleh testis akan diserap kembali oleh tubuh. Ini proses alami yang tidak menimbulkan keluhan.
“Produksi sperma tetap, tapi karena salurannya tertutup, sperma nggak keluar dan diserap tubuh lagi. Nggak bikin keluhan,” jelasnya.
Eggi juga menjelaskan alasan prosedur ini lebih disarankan untuk pria. Pasalnya, prosedur vasektomi pada pria lebih sederhana dibandingkan dengan kontrasepsi permanen pada perempuan seperti tubektomi.
“Kalau perempuan prosedurnya lebih kompleks dan lebih dalam. Jadi sebenarnya lebih disarankan laki-laki yang vasektomi,” katanya.
(tis/tis)