Viral Video Eks Militer Afghanistan Disiksa, Warga Tagih Janji Taliban



Jakarta, Indonesia —

Sebuah video yang memperlihatkan mantan personel militer Afghanistan ditahan dan disiksa tersebar di media sosial. Hal itu pun memicu amarah warga.

Personel militer itu diduga disiksa oleh pasukan rezim Taliban. Sejak mengambil alih pemerintahan pada Agustus lalu, Taliban dilaporkan terus menargetkan bahkan membunuh mantan pasukan pemerintah terdahulu.

Banyak warga mengkritik penyiksaan itu yang dianggap bertentangan dengan janji Taliban di hari pertama mereka mengklaim berkuasa lagi di Afghanistan.

Sebab, Taliban pernah berjanji akan memberi pengampunan atau amnesti secara massal bagi pegawai negeri dan pasukan pemerintah terdahulu.

“Mereka telah mengumumkan amnesti umum dan diharapkan mereka harus melaksanakan itu, karena melaksanakan janji akan memperkuat kepercayaan antara pemerintah dan masyarakat,” kata seorang dosen di salah satu universitas Afghanistan, Hekmatullah Mirzada, seperti dikutip dari Tolo News pada Rabu (29/12).

Taliban sempat mengumumkan amnesti massal bagi semua pegawai pemerintah Afghanistan sambil meminta mereka untuk tetap bekerja. “Pengampunan umum sudah diberikan. Jadi kalian semua harus tetap bekerja seperti biasa,” ujar Taliban dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP Selasa (17/8).

Sementara itu, seorang mantan pegawai militer, Rahmatullah Andar, mengatakan Emirat Islam (nama resmi Afghanistan di bawah rezim Taliban) harus menegakkan amnesti umum hingga ke jajaran bawahnya dan di provinsi melalui gubernur provinsi dan kepala departemen keamanan.

Meski pejabat keamanan Taliban masih belum mengomentari informasi ini, anggota senior Taliban, Annas Haqqani mengatakan pada Senin (27/12), tidak boleh ada orang yang melanggar amnesti umum.

Meski begitu, ia tak mengonfirmasi apakah dua pria yang menyiksa mantan personel militer dalam video itu adalah pasukannya atau bukan.

“Sekarang, mengingat amnesti umum telah disampaikan, akan lebih baik bila semua orang diperlakukan dengan tepat, dan melakukan balas dendam personal harus dihindari,” tutur Haqqani.

Sebelumnya, beredar kabar Taliban membunuh setidaknya 100 mantan polisi dan mantan intelijen Afghanistan di era pemerintahan sebelumnya.

Human Rights Watch (HRW) menuturkan, Taliban masih melanjutkan pembalasan terhadap mantan angkatan bersenjata dan pemerintah meski sempat menjanjikan pengampunan.

“Pola pembunuhan menebar teror di seluruh Afghanistan, karena tidak seorang pun yang terkait dengan pemerintah sebelumnya dapat merasa aman, bahwa mereka berhasil lolos dari ancaman pembalasan,” kata HRW dalam laporan tersebut seperti dikutip dari Associated Press.

(pwn/rds)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *