Virus Corona Serang Jaringan Lemak



Jakarta, Indonesia —

Sejak awal pandemi, mereka yang kelebihan berat badan rentan mengalami gejala Covid-19 lebih parah hingga kemungkinan meninggal. Kemudian studi baru-baru ini menemukan ternyata virus corona serang jaringan lemak.

Meski belum ditinjau oleh sejawat (peer review) atau diterbitkan dalam jurnal ilmiah, riset telah diunggah pada Oktober 2021. Kemungkinan temuan ini menjawab alasan orang yang kelebihan berat badan tanpa risiko lain atau komorbid bisa bergejala berat.

“Ini bisa jadi berkontribusi pada keparahan penyakit. Kami melihat sitokin inflamasi yang sama yang saya lihat dalam darah pasien yang benar-benar sakit yang diproduksi sebagai respons terhadap infeksi jaringan tersebut,” jelas Catherine Blish, salah satu peneliti senior dalam studi, seperti dikutip dari NY Times.

Blish juga tim peneliti melakukan eksperimen untuk melihat apakah jaringan lemak yang diperoleh dari pasien operasi bariatrik dapat terinfeksi virus corona dan melacak cara berbagai jenis sel memberikan respons.

Mereka menemukan sel-sel lemak sendiri bisa terinfeksi, tetapi tidak terjadi peradangan hebat. Namun sel-sel kekebalan tertentu yang disebut makrofag juga dapat terinfeksi, dan sel-sel ini meningkatkan respons peradangan yang kuat dan menyebabkan kemungkinan virus corona serang jaringan lemak.

Lemak tubuh dulu dianggap sebagai bentuk penyimpanan. Namun kini ilmuwan tahu bahwa jaringan itu aktif secara biologis, memproduksi hormon, dan protein sistem kekebalan yang bekerja pada sel-sel lain, menimbulkan peradangan tingkat rendah meski tidak ada infeksi. Sementara itu peradangan terjadi sebagai mekanisme tubuh merespons serangan. Peradangan kadang bisa sangat kuat sehingga lebih berbahaya daripada infeksi yang memicunya.

“Semakin banyak massa lemak dan khususnya massa lemak visceral, semakin buruk respons peradangan Anda,” ujar Tracey McLaughlin, peneliti senior lain dalam studi.

Studi ini memicu sejumlah respons dari sejawat ilmuwan. Philipp Scherer, ilmuwan yang mempelajari sel-sel lemak di UT Southwestern Medical Center, Dallas, menyebut virus memang bisa menyerang sel-sel lemak secara langsung.
“Apapun yang terjadi pada lemak, tidak tetap dalam lemak. Ini mempengaruhi jaringan tetangga juga,” katanya.

Sementara itu, David Kass, profesor kardiologi di John Hopkins, berkata saat seorang dengan sejumlah besar lemak di mana virus berkumpul, bisa mereplikasi diri dan memicu respons sistem kekebalan yang merusak. Padahal, buat orang yang kelebihan berat badan, lemak jadi organ terbesar tubuh.

“Virus corona serang jaringan lemak dan benar-benar tinggal di sana,” imbuhnya.

(els/chs)

[Gambas:Video ]




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *