Wagub DKI Anggap Wajar Pinjaman Bank DKI Rp1,2 Triliun untuk Ancol
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria buka suara ihwal pinjaman Rp1,2 triliun PT Pembangunan Jaya Ancol dari Bank DKI. Menurut Riza, pinjaman antar BUMD itu merupakan hal wajar.
Riza menjelaskan, setiap BUMD di DKI begitu juga di daerah lain dan BUMN dapat menjalankan usahanya untuk kepentingan daerah maupun kepentingan pusat atau nasional.
“Dalam menjalankan usahanya mereka memang diperkenankan mengajukan kredit ya. Apakah ke bank daerah atau ke bank nasional sejauh mengajukan itu untuk kepentingan usaha BUMD atau BUMN, atau kepentingan-kepentingan pemprov itu sendiri atau kepentingan masyarakat,” kata Riza di Balai Kota, Jakarta, Rabu (29/12).
Pinjaman Rp1,2 triliun dari Bank DKI ke Ancol sempat menjadi polemik. Pasalnya, pinjaman tersebut diserahkan tak lama sebelum Ancol ditetapkan menjadi venue Formula E.
DPRD pun mempertanyakan pinjaman dana tersebut. Anggota dewan curiga bahwa dana tersebut akan digunakan untuk membangun sirkuit Formula E di Ancol.
Lebih lanjut, menurut Riza, jika Ancol mengajukan dana pinjaman ke Bank DKI, hal itu diperkenankan dan sah saja.
“Saya kira, kalau Ancol mengajukan dana, ke bank untuk kepentingan pengembangan usaha apakah untuk membangun infrastruktur, venue, sarana dan lain-lain, saya kira itu memang diperkenankan,” ujarnya.
Lagipula, menurut politikus Gerindra itu, pengajuan kredit tidak mudah. Ada syarat SOP yang harus dipenuhi.
“Jadi bank yang akan menilai, apakah BUMD itu akan memenuhi syarat atau tidak, jadi berpulang kepada bank,” kata Riza.
“Bank memiliki tanggung jawab mengeluarkan kredit kepada siapapun termasuk BUMD, bahwa pengajuan itu harus bankable, jika pengajuan itu menurut bank sudah bankable, memenuhi syarat dan lain-lain, berarti tidak ada masalah,” kata dia menambahkan.
Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Teuku Sahir Syahali sebelumnya menegaskan bahwa pinjaman dana Rp1,2 triliun dari Bank DKI tidak diperuntukan untuk membangun sirkuit balap Formula E. Ia menjelaskan bahwa dana pinjaman dari Bank DKI itu memang sangat dibutuhkan oleh Ancol.
Menurut dia, hal ini karena keuangan Ancol terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
“Sebetulnya dalam pandemi ini kalau kita enggak pinjam uang dan juga kita enggak pinjam PMD kondiso Ancol mesti akan tutup selamanya, akan berat untuk operasikan,” jelas Sahir.
“Jadi selama ini kita harus tetap membayarkan hewan, listrik, air, dan wahana dufan itu harus kita running setiap hari supaya enggak rusak, dan maintenance ini besar,” ujarnya menambahkan.
Kemudian menurut Sahir, Ancol juga selama ini masih terus menggaji karyawan, sementara pendapatan mereka berkurang selama pandemi. Oleh karena itu, menurutnya, Ancol harus meminjam dana untuk menutupi kebutuhan tersebut.
Dari dana Rp1,2 triliun itu, sebanyak Rp389 miliar untuk tambahan modal kerja operasional Ancol. Kemudian, kredit investasi sebesar Rp516 miliar untuk refinancing PUB II Obligasi Tahap II, serta Rp334 miliar untuk penataan Gerbang Timur Ancol.
Sahir menegaskan bahwa dana Rp334 miliar untuk penataan Gerbang Timur Ancol itu juga tidak untuk pembangunan sirkuit. Ia menjelaskan, sirkuit Formula E tidak digelar di Ancol Timur.
“Lokasinya di Pantai Karnaval, jadi sebelah…dari kuburan Belanda mengitari ABC Mall dan sekitar itu untuk trek Formula E itu di Pantai Karnaval. Bukan di Ancol timur yang itu,” tegasnya.
(dmi/DAL)