WTA Hapus Turnamen di China Terkait Kasus Peng Shuai


Jakarta, Indonesia —

Asosiasi Tenis Wanita (WTA) menghapus seluruh turnamen tenis di China terkait terkait kasus pelecehan seksual terhadap petenis Peng Shuai.

Pemberia sanksi itu diumumkan langsung Ketua dan CEO WTA Steve Simon. Sanksi penghapusan turnamen tersebut bukan saja berlaku di China tetapi juga Hong Kong.

Dikutip dari International berdasarkan situs WTA, hukuman kepada China diberikan karena kurangnya transparansi dari Pemerintah China soal tuduhan Peng Shuai terhadap seorang pejabat tinggi Pemerintah China.

“Dalam hati nurani yang baik, saya tidak melihat bagaimana saya dapat meminta atlet kami untuk bersaing di sana ketika Peng Shuai tidak diizinkan untuk berkomunikasi secara bebas dan tampaknya telah ditekan untuk membantah tuduhannya,” kata Simon.

“Mengingat keadaan saat ini, saya juga sangat prihatin dengan risiko yang dapat dihadapi semua pemain dan staf kami jika kami mengadakan acara di China pada 2022,” ucap Simon menambahkan.




In this photo taken on September 30, 2016 WTA chief executive Steve Simon is seen at the venue for the Wuhan Open tennis tournament in Wuhan, in China's central Hubei province. - Women's tennis boss Steve Simon said he's considering introducing super tie-breakers and no-ad scoring for singles matches in a radical move to shorten them and make them more TV-friendly. (Photo by GREG BAKER / AFP)Steve Simon menilai sikap China atas kasus Peng Shuai tidak bisa dibenarkan. (AFP/GREG BAKER)

Akibat tidak transparansinya Pemerintah dan Pejabat China, Simon menilai kesetaraan terhadap perempuan yang menjadi dasar didirikannya WTA mengalami kemunduran.

“Saya tidak akan dan tidak membiarkan itu terjadi pada WTA dan para pemainnya,” Simon menegaskan.

“Akibatnya, dan dengan dukungan penuh dari Dewan Direksi WTA, saya mengumumkan penangguhan segera semua turnamen WTA di China, termasuk Hong Kong,” kata Simon melanjutkan.

[Gambas:Video ]

Menurut laporan New York Post, setiap tahun China biasa menggelar sekitar 10 turnamen tenis wanita, termasuk WTA Finals yang bergengsi pada akhir musim. WTA Finals sendiri dijadwalkan digelar di China selama 10 tahun.

China juga disebut sebagai salah lokasi yang jadi sumber pendapatan besar mencapai miliaran dolar AS untuk berbagai entitas olahraga, termasuk bagi NBA dan IOC.

Pada awal November Peng Shuai membuat pernyataan pernah dipaksa berhubungan seksual oleh mantan Wakil Perdana Menteri China, Zhang Gaoli.

Sejak pernyataan itu China didesak banyak pihak termasuk WTA, PBB, hingga Uni Eropa guna memberikan pernyataan dan juga jaminan keamanan bagi Peng Shuai.

(sry/ptr)




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *