Yahya Staquf Sebut Kepengurusan PBNU akan Diisi Kader Muda
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyebut kepengurusannya untuk periode 2021-2026 akan diisi kader-kader muda.
“Kader-kader muda NU akan lebih banyak tampil,” kata Yahya dalam wawancaranya dengan Indonesia TV, Rabu (29/12).
Meski demikian, Yahya belum merinci siapa saja nama-nama kader muda NU yang akan tergabung dalam struktur kepengurusan PBNU tersebut. Ia hanya mengatakan para kader muda akan dominan ketika menjalankan pelbagai program NU ke depannya.
“Karena butuh energi besar untuk melaksanakan agenda kita ke depan,” ucapnya.
Meski demikian, Yahya mengatakan tetap akan melibatkan generasi yang lebih senior NU di dalam kepengurusannya. Ia menegaskan harus tetap ada kombinasi kader senior dan muda dalam menjalankan kepengurusan.
Tak hanya itu, Yahya pun berkeinginan untuk tetap melibatkan mantan Ketum PBNU Said Aqil Siraj dalam kepengurusannya nantinya.
“Jadi kita tetap sambung generasi yang lalu dan generasi yang akan datang. Sehingga selalu akan ada kombinasi generasi yang lalu dengan generasi kemudian,” ucapnya.
Bantah intervensi pemerintah
Gus Yahya juga memastikan tidak pernah ada intervesi pemerintah ke organisasinya. Intervensi juga tidak terjadi meski eks Rais Aam PBNU Ma’ruf Amin terpilih sebagai wakil presiden.
Yahya mengatakan PBNU tetap mengkritik untuk mengevaluasi kinerja pemerintah. Namun, PBNU tetap membuka peluang mendukung kebijakan pemerintah yang memiliki maslahat bagi masyarakat.
“Ketika Kiai Ma’ruf Amin yang mantan Rais Aam PBNU menjadi wakil presiden, kita ini tidak ada sama sekali intervensi pemerintah ke dalam NU, semua berjalan dengan alami,” kata Yahya.
Yahya menjelaskan PBNU membuka kerja sama dengan pemerintah. Langkah itu ditempuh karena PBNU membutuhkan bantuan pemerintah di sejumlah hal.
Meski demikian, ia ingin kerja sama antara PBNU dengan pemerintah dilakukan dengan bermartabat. Yahya tak mau PBNU justru terjebak dalam politik praktis karena kerja sama itu.
“Jangan sampai NU jadi alat politik dari pihak mana pun,” ujarnya.
Sebelumnya, Yahya terpilih sebagai Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 yang dihelat pada 22-24 Desember lalu di Lampung. Ia berhasil mengalahkan eks Ketum petahana Said Aqil dalam voting. Para pendukung Yahya sebelum Muktamar kerap mendengungkan regenerasi dalam kepemimpinan di PBNU.
(rzr, dhf/ain)