Zelensky Tuduh Utusan Trump Sebar Narasi Rusia: Sangat Berbahaya
Jakarta, Indonesia —
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Steve Witkoff “menyebarkan narasi Rusia,” setelah diplomat AS itu membuat komentar kontroversial tentang wilayah Ukraina yang diinvasi.
Zelensky menuding Witkoff mengambil “strategi pihak Rusia.”
“Saya pikir itu sangat berbahaya karena dia secara sadar atau tidak sadar, saya tidak tahu, menyebarkan narasi Rusia. Bagaimanapun, itu tidak membantu,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (17/4), dikutip dari .
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Witkoff bertemu dengan Putin di Saint Petersburg pada Jumat pekan lalu. Ini merupakan pertemuan ketiga mereka sejak Trump kembali menjabat sebagai Presiden Januari 2025.
Witkoff mengatakan kepada Fox News bahwa setiap kesepakatan damai di Ukraina akan berpusat pada “yang disebut lima wilayah,” yang merujuk pada Krimea, semenanjung Ukraina yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
Kemudian empat wilayah daratan Ukraina yang diduduki Rusia sejak invasi skala penuhnya pada tahun 2022, yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Marco Rubio yang memperingatkan bahwa kesabaran AS untuk negosiasi guna mengakhiri perang Rusia di Ukraina sudah hampir habis.
Rubio mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan dengan pejabat Eropa dan Ukraina di Paris bahwa jika perang di Ukraina tidak dapat diakhiri, Amerika Serikat perlu menghentikan upayanya dan “melanjutkan hidup.”
Seorang sumber yang mengetahui negosiasi untuk kesepakatan damai Ukraina mengatakan kepada bahwa Rubio “menyampaikan pandangan presiden”.
Sumber tersebut mengatakan bahwa Presiden Donald Trump “tidak memiliki kesabaran tanpa batas bagi orang-orang untuk berpura-pura dan bermain-main.”
Rubio mengomunikasikan “rasa frustrasi” presiden tentang kemajuan menuju perdamaian yang tidak “seperti yang dia kira pada saat ini.”
Sumber tersebut merujuk pada tiga pertemuan utusan luar negeri Trump, Steve Witkoff, dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, serta sejumlah pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk membahas gencatan senjata perang yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.
Meski diplomasi terus berlangsung intens, kemajuan berarti dalam tujuan utama Trump, yakni gencatan senjata di Ukrain, masih minim.
Bulan lalu, Putin menolak usulan bersama dari AS dan Ukraina untuk menghentikan konflik secara penuh dan tanpa syarat.
Sementara itu, Kremlin mensyaratkan pencabutan sanksi tertentu oleh AS Cs sebagai syarat bagi gencatan senjata di Laut Hitam.
(fra/cnn/fra)